diam bukan berarti bisu

Saturday, April 25, 2020

Padamu

Aku mencintaimu dalam syukur. Tak perlu apapun untuk mengukur. Aku percaya, kau tak akan membiarkanku menjadi manusia yang kufur. Jadi, dalam cinta yang di tentang tuk gugur. Aku menasbihkan hati untukmu kekasih yang kelak akan bersamaku sampai liang kubur.

Hati yang berharap, kan sempurna sebagai pelipur.
Read More

Thursday, October 10, 2019

Kelak

Kelak,
kita akan menjadi jutaan jam,
ratusan juta menit,
miliyaran detik dengan visi misi yang sama
menjaga debar cinta tetap bersyawa hingga ke syurgaNya

Aamiin



Taban, 10 Oktober 2019

Read More

Tuesday, July 23, 2019

Dengarkan !

Mungkin dia diam.
Meniadakan suara dari telinga mu.
Menghalau segala keluh atas isi kepalamu.
Tak ada cara baginya untuk berucap. Tak ada kemungkinan untuk berteriak.
Dan kamu, pernahkah sedikit berusaha mendengar. Tanpa diminta ?
Pernahkah mengerti isi kepalanya, atau seujung ruang hatinya. Tanpa dipaksa ?

Ketika kamu dimengerti dan dipahami. Jangan terbuai dengan tak mengindahkannya.




Taban, 23 Juli 2019
Read More

Sunday, March 31, 2019

Rindu bertanya

dari dua kebimbangan soal rasa
aku dan kamu saling bertanya
bisakah "bersama" menjadi milik kita (?)

pada sebuah kebetulan sebuah temu
ada harap dan ingin dibalik pintu
dibiarkannya mengawang bagai debu
namun semesta nyatanya memberi restu
hingga temu berujung rindu
aku dan kamu pun tersenyum sipu
ah, sederhananya sebuah temu
dan rumitnya menahan rindu
bersatu di depan pintu




Taban, 31 Maret 2019
Read More

Wednesday, March 20, 2019

Caraku untukmu

Aku tau, jatuh terlalu dalam adalah salah. Begitupun melangkah terlalu lebih, itu tak bisa. Maka inilah caraku dalam menyimpan namamu.

Aku sadar, kesyukuranku tentangmu sudah jauh dari kata cukup. Kamu sadar akan keberadaanku saja sudah bagus. Aku tak berani meminta lebih, jauh dari apa yang kukuasai.

Berada di sampingmu tanpa kau balas perasaanku pun saja sudah membuatku bahagia. 

Aku hanya ingin rinduku menumpang barang sejenak di dadamu. Tak ada paksaan untukmu membalasnya.

Aku hanya ingin menumpahkan tiap harap di pelukmu. Tak pula memaksamu untuk repot-repot mewujudkannya. 

Aku hanya ingin mencintaimu. Tanpa memaksamu kembali membalas cinta. 

Kelak, jika doa-doa panjang tuk bersamamu tak pernah Tuhan wujudkan. 
Aku tidak pernah menyesal telah menyebutmu dalam lirih pintaku. 
Dalam dinginnya pagi-pagiku. Dalam letihnya malam-malamku. Dalam rindu-rindu yang sepi tanpa pernah merasakan peluk yang pasti. 

Karena bagiku, mencintaimu saja sudah nikmat tiada dua. 

Mencintaimu adalah hal istimewa. Yang tak pernah bisa terganti, tertukar, bahkan terbeli oleh apapun. Dengan apapun. 

Mencintaimu adalah wujud kebaikan Tuhan akan indahnya hidup. Yang mungkin, tak orang lain beri namun aku dapat merasai. 

Mencintaimu saja sudah membuatku bahagia, apalagi bisa memiliki dan menghabiskan usia bersamamu. 


Taban. 21 Maret 2019


Read More

Tuesday, January 1, 2019

Makmum-mu


Jarak kita hanya segelaran sajadah hijau
Sebelah kanan
Di belakangmu

Takbirmu mengawali
Dengan menyebut nama Ia Yang Maha Agung
Aku menjelma sebagai makmum
Dan kau, adalah penuntun

Allahuakbar

Penyerahan diri hamba pada Sang Kuasa
Menggugurkan resah dalam doa
Sujud pinta tiada dusta
Tuhan mendengar jerit hati siapa

Allahuakbar

Lirih doa mengalun dari bibirmu
Kuaamiinkan dengan penuh khusu'
Terselip kata semoga yang tak tau malu
Aku meminta pada Tuhanku

Allahuakbar

Tiadalah dusta aku kini
Memintamu pada illahi
Berkenankah Ia  menganugerahi
Sosok lelaki yang kuaamiini
Yang kucium tangannya setiap hari

Allahumma aamiin





Bogor, 29 Desember 2018
Read More

Thursday, December 27, 2018

Lantas syukur

Dalam tatapan dua pasang mata yang saling bertemu.
Ada kata lain dalam setiap bait do'a.
Ada lirih aamiin yang sungguh pada rangkaian semoga.
Ada telinga yang menajam di tiap lantunan suara.
Ada rasa syukur tiada kira dari sebuah jumpa.

Raga mungkin saja tak saling memiliki
Namun hati tak ingin membual janji
Sebaris salam yang enggan berbunyi
Adalah rasa yang terbentang bak pelangi

Sungguh, kesyukuran ini tak menemui kata cela
Ia hadir tanpa bisa ku duga
Meski diam menjadi pilihan paksa
Ku ikhlas memendam dalam keheningan 
Biar Tuhan yang membalas semua nyawa kebaikan yang kau torehkan.
Jazakallah khairan katsiiraa


Taban, 27 Desember 2018
Read More
Powered by Blogger.