Rindu ini menggema. Sampai di ujung luka
Semalaman aku terdiam. Menatap cermin dalam gelap ruang. Bodoh. Sudah kukatakan untuk tak lagi mencintai terlalu dalam. Sudah kuperingatkan untuk tak lekas menebar harap. Namun liar seakan menjadi sifat hati yang mendarah daging.
Kulihat lagi kepingan yang entah kini masih bisa disebut kepingan-kah, atau debu ?
Aku merindunya.
Ledakan suara dalam sunyi malam. Seakan ingin meneriaki si pecundang keji yang kini entah masih berwujud lelaki atau kah menjadi banci? Ah, kau mengatainya seakan kau membencinya. Pendusta.
Jangan kau berteriak pada telinga yang mendengung. Sia-sia.
Jangan kau bicara pada bising metromini dalam kota. Percuma.
Semerindunya seorang kekasih adalah lebih baik. Semerindunya seorang sahabat lebih dari kata pantas. Dan aku? Mau mengibaratkan sebagai apa di hidupmu kini ?
Mantan ?
Mantan apa ?
Apa kita dulu sepasang kekasih yang saling melontar kalimat cinta penuh romantika ?
Aku lupa.
Namun akupun rindu.
Tangerang, 25 November 2018
Tangerang, 25 November 2018