diam bukan berarti bisu

Wednesday, May 16, 2018

Duaempat bulan

Aku ingin bercerita.
Tentang sosok yang sudah hitungan bulan ke duaempat mengisi tiap ruang hari.
Dia tidak special. Tidak juga istimewa.
Namun dia adalah dia.
Yang terus menemani tawa dan duka.


Janjinya adalah menikahiku.
Entah itu akan Tuhan ijabah ataukah tidak.
Sebab manusia hanya bisa merencanakan, bukan ? 

Meski harap adalah lingkaran besar yang memenuhiku. Tapi aku juga manusia biasa, yang terkadang khawatir. Apa yang kuingin tak sesuai dengan gatis takdir.

Empatbelas bulan. Perhitunganku yang kurasa benar, namun bisa jadi kurang atau lebih. Gak tau lah. Pokoknya segitu.

Bukan waktu yang sebentar.
Aku sudah tau buruk, busuk lelaki ini.
Dia tau jelek, rusak diriku ini.

Lantas, bila nanti garis takdir tak merestui.
Akankah ada yang seperti dia?
Bahkan lebih baik darinya ? 




Tangerang, 14 Mei 2018
Read More
Powered by Blogger.